SOP LABU UKUR

TEKNIK LABORATORIUM
SOP PADA LABU UKUR



1.     Pengoperasian Labu Ukur


Prinsip kerja: Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.

Proses penggunaan labu ukur:
Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus berada di atas garis leher).
salah satu kegunaan labu ukur adalah untuk pengenceran, berikut langkah kerjanya:
a.       Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam labu ukur
b.      Di tambahkan air suling
c.       Campuran digoyang melingkar untuk melarutkan zat terlarut
d.      Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati-hati sampai volume cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu
e.      Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

2.     Pemeliharaan Labu Ukur

a.       Cara pembersihan
Cara membersihkan peralatan gelas merupakan bagian dari cara kerja yang baik di dalam suatu laboratorium. Dalam suatu analisa tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahan dalam pengambilan sampel dengan menggunakan peralatan gelas tersebut (labu ukur, pipet volume, gelas ukur, dsb) mengakibatkan terjadinya perbedaan hasil analisa. Peralatan gelas yang saya sebutkan tersebut diatas memang dalam pembeliannya sudah disertakan sertifikat kalibrasi yang menyatakan toleransi dari alat ukur tersebut. Tetapi sangat dimungkinkan didalam penggunaanya untuk suatu analisa peralatan gelas tersebut terdapat kotoran entah itu berasal dari sampel atau lingkungan (debu atau kotoran lainnya), pemanasan yang dilakukan pada saat pengeringan dari alat tersebut yang menyebabkan toleransi dari peralatan gelas tersebut berubah tidak sesuai dengan spesifikasinya.
Pembersihan alat gelas inipun sangat disarankan dilakukan sebelum dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur volume tersebut, sehingga dapat dihindari hasil kalibrasi yang out of spesification dari toleransi alat gelas tersebut.
Berikut ini adalah prosedur sederhana tentang bagaimana cara membersihkan peralatan gelas:
Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat peralatan gelas yang paling umum kita kenal adalah borosilikat. Peralatan gelas dari bahan ini lebih lama mempertahankan status kalibrasinya asalkan tidak digunakan untuk bahan hot phosporic acid, hot alkalis, hydrocloric acid serta dipanaskan pada suhu lebih dari 150 derajat celcius. Bahan tersebut tentunya lebih unggul dari peralatan gelas yang terbuat dari soda lime yang akan frosted seiring dengan berjalannya waktu.
Karena sifat yang tidak tahan terhadap basa kuat maka pembersihan peratan gelas disarankan menggunakan deterjen dengan konsentrasi tidak lebih dari 2%.
Jika peralatan gelas tersebut kita gunakan untuk analisa lemak maka dalam pembersihannya dapat menggunakan pelarut organik (dibilas dan direndam) kemudian pada tahap akhir baru direndam dengan menggunakan air.
Pada saat pembersihan sangat disarankan menggunakan busa atau sikat plasik yang halus sehingga tidak merusak peralatan gelas tersebut.
Metode yang disebutkan di atas merupakan metode yang umum mengenai cara membersihkan peralatan gelas, meskipun ada beberapa metode khusus yang digunakan untuk membersihkan peralatan gelas misalnya dengan campuran hidrogen peroxida 3 % dan asam sulfat 3% (untuk kotoran yang berasal dari noda permanganat), dengan menggunakan larutan HCl 50 % (untuk kotoran berupa noda besi), dengan menggunakan larutan asam kromat (untuk kotoran yang berasal dari noda lemak).
Setelah dilakukan pembersihan melalui langkah diatas maka perlu dilakukan pengeringan.Rak peniris merupakan alat bantu yang paling baik digunakan dalam proses pengeringan. Jika ternyata harus menggunakan pemanasan pastikan bahwa suhu oven pengering yang digunakan tidak melebihi dari 60 derajat celsius.

b.      Cara penyimpanan labu ukur
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan labu di laboratorium :
·         Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
·         Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
·         Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.


3.     Pemeriksaan Labu Ukur

Peralatan kimia dapat rusak walaupun tidak digunakan. Kerusakan alat kimia disebabkan oleh beberapafaktor baik internal maupun eksternal.Faktor–faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat adalah:
a.       Udara
b.      Cairan: air, asam, basa
c.       Panas/temperatur tinggi
d.      Mekanik
e.      Sinar/cahaya
f.        Api
1)      Adanya bahan bakar
2)      Adanya panas yang cukup tinggi yang dapat mengubah bahan bakar dapat terbakar (mencapai titik bakar)
3)      Adanya oksigen
g.       Sifat bahan kimia

4.     Kalibrasi Labu Ukur

Prosedur :
·         Timbang labu ukur yang sudah bersih dan kering, misal beratnya A gram.
·          Isi labu ukur tersebut dengan air murni yang sudah diukur suhunya sampai tanda batas, kemudian timbang kembali, misal beratnya B gram.
·         Ukur temperatur air, temperatur udara, dan tekanan udara.

Perhitungan :
Baca faktor koreksi untuk volum labu ukur pada suhu air terukur misalnya x gram
Baca faktor koreksi untuk tekanan udara terukur, misalnya y gram.
Volume labu ukur = (A-B+ x)- y = Z mL

5.     Uji Fungsi Kerja Labu Ukur

·         Jenis / tipe peralatan volumetrik yang akan diuji.
Peralatan volumetrik yang digunakan untuk mengukur volume yang tepat, tetapi  tidak memiliki sertifikat pengukuhan / penegasan atau spesifikasi yang dijinkan yang disediakan oleh pabrik (seperti BRAND) atau yang setingkat, harus diuji untuk penegasan.
·         Frekuensi
Alat-alat tersebut diatas harus diuji untuk penegasan, dilakukan oleh petugas laboratorium sebelum alat tersebut digunakan untuk pertama kalinya.
·         Cara kerja
Dalam melakukan uji penegasan gunakan air bebas mineral atau aquadest dengan temperatur 20 ± 20°C , yang diisikan kedalam alat yang akan diuji dan telah ditimbang sampai volume sesuai dengan yang ditinjukkan atau mencapai tanda “tentukan berat alat yang sudah terisi dengan neraca analitik dan hitung berat air atau aquadest yang diisikan cari densitas air yang sesuai dengan temperatur ( 1 g/ml untuk 20°C).
Cara kerja ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan pelarut organik, (seperti etanol, sikloheksan) sebagai pengganti air atau aquadest, untuk kalibrasi dengan mempertimbangkan densitas masing-masing pelarut. Pada setiap pengujian, lakukan minimum 5 kali pengujian secara individu, untuk menentukan nilai rata-rata atau penyimpangan baku (standard deviation).


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asam Klorida

MATERIAL SAFETY DATA SHEET
HYDROCHLORIC ACID


1. IDENTITAS PRODUK DAN PERUSAHAAN
NAMA PRODUK : Asam Hydrochloric
RUMUS KIMIA : HCl
CODE PRODUKSI : -
SYNONIM : Asam chloride, asam muriat, Hydroge chloride

2. KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )

3. IDENTIFIKASI BAHAYA
Ringkasan bahaya yang penting : Asam chloride sangat korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit, mata atau terhirup.
Akibatnya terhadap kesehatan :
MATA : Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan kebutaan
KULIT : Menyebabkan luka bakar dan dermatitis
TERTELAN : Menyebabkan luka bakar membrane mukosa di mulut, Esophagus dan mulut
TERHIRUP : Menyebabkan bronchitis kronis
Karsinogenik : Tidak ada efek
Teratogenik : Tidak ada efek
Reproduksi : Tidak ada efek

4. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Terkena pada :
MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.

5. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
a. Sifat- sifat bahan mudah terbakar : Tidak mudah terbakar
Titik nyala : -
b. Suhu nyala sendiri : -
c. Daerah mudah terbakar
Batas terendah mudah terbakar : -
Batas tertinggi mudah terbakar : -
d. Media pemadam api : Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air agar dingin, tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
e. Bahaya khusus : Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
f. Instruksi pemadam api : Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot dengan air agar dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.

6. TINDAKAN TERHADAP TUMPAHAN DAN KEBOCORAN
a. Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
b. Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
c. Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).

7. PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BAHAN
a. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
b. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
c. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
d. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
e. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.

8. PENGENDALIAN PEMAJANAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
a. Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
b. Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)

9. SIFAT – SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Bentuk : Cair
Bau : menyengat
Warna : Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih : 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC) : 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC) : terlarut
82,3 g/ 100 m
pH (20 oC) : 1

10. REAKTIFITAS DAN STABILITAS
a. Sifat Reaktifitas : Senyawa HCl stabil pada suhu kamar. Oleh pengaruh panas akan teruraimenjadi hydrogen dan klor. Larutan dalam air sangat reaktif dengan logam-logam dan menghasilkan gas hydrogen yang eksplosif. Bereaksi dengan oksidator menghasilkan gas khlor yang toknik.
b. Sifat stabilitas : Stabil pada tekanan dengan temperatur yang normal.
c. Kondisi yang harus dihindari : panas dan lembab
d. Bahan yang harus dihindari :Aluminium, amines, carbide, hydrida, fluor, logam alkali, logam, basa kuat garam dari asam oksihalogon, H2SO4 pekat, senyawa hydrogen semimetalik, semimetalic oxides, aldehyde, sulfida, lithium, silicide, vinymethyl ether
e. Bahan dekomposisi : Hydrochloric acid chlorine
f. Bahaya Polimarisasi : -

11. INFORMASI TOKSIKOLOGI
a. Nilai ambang batas ( NAB ) : 5 ppm ( 7,5 mg/m3 (TLV-C)
b. Terkena mata : dapat menimbulkan iritasi mata dan kebutaan
c.Tertelan LD 50 (tikus) : 000 mg/ Kg
d. Terhirup LC 50 (pernafasan) : 3124 ppm (V)/ 1 jam
e. Terkena kulit : Dapat menimbulkan luka bakar
f. Efek local : -
g. Pemaparan jangka pendek/ akut : Terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, saluran pernapasan atau kerusakan paru-paru
h. Pemaparan jangka panjang/ kronik : Bronchitis kronis bila sering menghirup gas dan dermatitis jika kontak dengan kulit
Karsinogen : tidak ada
Teratogen : tidak ada
Reproduksi : tidak ada
Mutagen : tidak ada

12. INFORMASI EKOLOGI
a. Dampak terhadap lingkungan : Efek Biologi lethal pada ikan dari 25 mg/l. Beracun pada organisme aquatik. Berbahaya dikarenakan perubahan pH
b. Degradasi lingkungan : -
c. Bio Akumulasi : -

13. PEMBUANGAN LIMBAH
Sebelum dibuang ke lingkungan, harus dinetralkan dengan alkali sampai Ph = 9

14. PENGANGKUTAN
a. Peraturan Internasional : Peraturan DOT
b. Pengangkutan darat : truk tanki
c. Pengangkutan laut : Kapal laut
d. Pengakutan udara : tidak ada

15. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 187/MEN/1999


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia. APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap, seperti baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan bahan kimia yang sangat berbahaya. Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak secara spesifik melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk APD. Pemakaian alat APD dimaksudkan untuk mengurangi atau minimalkan resiko dan bahaya di tempat kerja.

1.      PERLINDUNGAN MATA DAN WAJAH
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari :

Gambar 1. Pelindung Mata


Gambar 2. Goggle

·         Face shield 
Digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau parkel yang melayang.


Gambar 3. Face shield



2.      PERLINDUNGAN BADAN
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium: kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Gambar 4. Jas Laboratorium

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digaris bawahi, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material yang dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.


3.      PERLINDUNGAN TANGAN
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9MfVoBBb_X7dbn3smS0AVexr7rbTAPldWNVmrRbBSGJC1Z-L9PKowoXPwjfx-PIW-m3cswBx6i8DIs-BuRuSxjtrEPpEHPU1sR_pJm-8D41oHzYGeCM-wiz5YoAQtMKRCxXrYwJVCjLY/s200/7.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrnvKZ-6HLOPhSIZ4-3_6pM5niKjl4pvrG7i_1TyTwyIdzZRdVhIF8iP9zdMfKoxoY4nVudgQP2EDabTx0PsR0RCmt1vLGCE-ZYj6vGBZH-7OysSMk45LR97xxsczy4x4Vx44b0qgJe_w/s200/9.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXkI1xrL19lffC-kOCM061JTYFmXiQrtGIs1UzSbNhG1Py11c8SCAY3MqPbuCauxDjWrJ_1hD__W4FJrnq9hH9_sZe8NjD6cG7AIeqQxvGJPoUJJRLBfvqEfRVKlFhFUlf9Ws-8xeUypM/s200/8.jpg


Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang di pakai jika tidak dipilihbahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.

4.             PERLINDUNGAN PERNAFASAN
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs7DaJ2Jn7yzWIgReLSOmy1b-YcJvSJ_ECjsciw9RD-JocbrcD6-3fR3fwFU_6Gos96hhUXJ0eyc1rqcaQXBzwCT-prigHUS_BHFeqrJossxMi4f7sRZLxL2AJp1tPRgfyFQjBYVI9KTU/s1600/10.jpg
 Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia. Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan kimia yang ditangani. Semua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Ungkapan mengatakan bahwa "Lebih baik mencegah daripada mengobati". APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. Jadi, tunggu apa lagi. Gunakanlah APD sebelum bekerja dengan bahan kimia.
5.      PELINDUNG KEPALA
Kepala adalah bagian yang mudah terluka oleh tumbukan. Perlindungan kepalditujukan untuk menyediakan perlindungan bagi tumbukan mekanis, terluka, dan terjebaknya rambut di dlam mesin yang bergerak (scalping).
Daftar berikut merupakan contoh kegiatan, dimana APD yang berfungsi melindungi kepala diperlukan:
Pekerjaan pada tangga, dibawahnya atau didekat tangga.
Pekerjaan konstruksi pada gedung, menara, bangunan besar dan pabrik.
Bekerja disaluran, parit, terowongan, dibawah tanah, persiapan mineral.
Aktivitas transportasi dengan resiko kejatuhan benda, mengendarai truk pengangkut (fork lift), atau bekerja dibgudang dan tempat penyimpanan.
Aktivitas dengan bahay yang bersumber dari benda yang tergantung, pengait yang tajam, permukaan hambatan yang rendah.

PELINDUNG KAKI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3OgDl0hvnfxuamfAfjonfQrNRB_aT5YJdiZv7DPbuhQGeib23uvwMy79I6nBmKs-7guENLWHxdSecjmWOOTRzzxhI7GdsPkZnT6eNV3UlBnFaf_N2Hh9RVHbU35y8fS-dywDEyX3eesg/s1600/12.jpg



 Proteksi kaki untuk melindungi kaki kemungkinan tumpahan bahan kimiakorosif/beracun, sepatu biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai.Pemakaian sandal atau sepatu yang terbuka perlu dihindarkan.
a.       Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.
b.      Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa. 
c.       Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah. 
d.      Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

7.      RESPIRATOR
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Alat Pelindung Pernafasan
Berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi ataupun rangsangan.
Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Bergantung pada jenis dan kadar pencemar, ada beberapa jenis respirator, yaitu :



 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdAfGau5zKYtm26y7jl7yL2cd5PEAFZojvX2ivlgyeL4LZead9QJSAQy-pJtwQ58ML4MIghMf0rMELWdnjtIPgg3K6HzwJQrOx2YMEaJz_rQIDHwkkEbRuS-UuIVQdw3bC3espY5jRqj8/s1600/13.jpg
Respirator pemurni udara
Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas rendah sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari filter untuk menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap dan kabut.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ3Y80_JIJW9oFv-dwX-vz71r5-w89FdnMSqGwmbuCSD4FduUJHDhanejEEn6SCNsp1kng9bYaU_0WJ0I58xKpIYhehqGwoifwS5dzFOlOrXFp-BhxwP-l6xlhdUvohDsn6m7djLZNuLk/s1600/14.jpg
Jenis fiter atau kanister yang dipakai bergantung pada jenis kontaminan yang ada. Kontaminan debu dapat disaring dengan fiter mekanik. Semakin halus filter, semakin kecil ukuran debu yang dapat diambil. Kain verban yang biasa dipakai para pekerja, hanya efektif untuk partikel debu yang besar, dan tentu saja tidak bermanfaat untuk kontaminasigas atau uap beracun. Untuk as dan uap beracun dipakai kanister yang dapat menyerapgas-gas tersebut secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya kanister kan berbeda untuk gas atau uap yang berlainan pula.

§  Respirator dengan pemasok udara


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjhQ7AI0VxVJeBCSbDbcKhc1A93rhjn-s9kG2A23EkApAmi9EQ6YiouW99garNzz_WA7cpHrSP_CsEcUUF_mbQr78Hgmn3k-YDAxE4bJpNcURnohGEZf1uJUeN9or0k8AqiGGmUjeRQ70/s1600/15.jpg

Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan udara/oksigen untuk pernapasan. Alat pelindung demikian diperlukan untuk bekerja dalam ruang yang mungkin berkadar oksigen rendah seperti ruang tertutup atau ruang terpolusi berat, seperti adanya gas aspiksian (N2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN) pada kosentrasi tinggi. Pemasok udara pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama 30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.


8.       PERLINDUNGAN TELINGA
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin. 
Alat Pelindung yang digunakan untuk kondisi seperti ini antara lain:
1)    Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredam suara.
2)    Sumbat Telinga (Ear plugs )
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu
3)    Tutup Telinga (Ear muff )
Frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS